Posted by : Unknown Kamis, 12 Juli 2012


“I count the ways I let you down
All my fingers and toes but I'm running out
Clever words can't help me now”

Betul-betul suatu kehancuran yg saya lakukan malam ini. Antara sadar atau tidak semua yg awalnya fine ternyata harus berakhir seperti ini. Saya Cuma diam dan tak dapat berkata apa-apa. Antara tak tau apa yg akan saya katakan dan perasaan takut sesuatu yg lebih buruk terjadi jika saya berbicara. Mungkin saya terlalu berpengalaman sebagai seorang pengecut dengan ego tinggi yg Cuma taunya membuat masalah tanpa kesadaraan untuk memperbaikinya. Selama perjalanan pulang yg ada dalam pikiran saya Cuma hal-hal random, antara penyesalan dan pasrah bahwa semua yg telah terjadi mungkin takdir Tuhan. Takdir Tuhan dengan membuat saya begitu bodoh sehingga dengan ini semua saya semakin menjauh dari kamu. Tapi yg betul-betul saya rasa setelah cukup lama menenangkan pikiran Cuma penyesalan. Penyesalan bahwa kenapa harus terjadi seperti ini. Kenapa saya menjadi pengecut. Kenapa bisa-bisanya kata-kata itu keluar dari mulut ini, dengan senyum pula. Tapi mau bagaimana lagi semua sudah terjadi. Waktu tak dapat diputar lagi. Yg pasti semua yg saya katakan bukan bermaksud negatif. Semua itu cuma sepengal kenangan yg saya punya tentang kamu, hanya itu yg saya punya, cuma itu yg bisa buat saya senang kala mengingatnya, hal-hal kecil yg mungkin kamu anggap hanya sebagai aib, apalah itu yg kamu anggap toh sekarang g penting, g ad bedanya. Saya tidak meminta saya mengerti. Mungkin ini jalan Tuhan atas doa saya agar saya semakin jauh dari kamu. Semua kita berdua makin dewasa after all this bad things. Terimakasih telah menjadi teman baik saya, terimakasih telah menjadi inspirasi saya, terimakasih telah menjadi penguat saat semua org berkata saya bodoh karena saya terus menunggu kamu, terimakasih atas semua senyum dan tangismu yg menghiasi hari-hari saya. Terimakasih dong”. Semoga malam ini malam terakhir saya melihatmu tersenyum. Semoga malam ini malam terakhir saya membuatmu sedih, kecewa. Malam terakhir untuk kedua-keduanya. Malam terakhir saya jadi pengecut didepanmu.


“Sakit di kedua lengan ini cuma sementara tapi saya yakin sakit hatinya selamanya”

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Search

About Me

Diberdayakan oleh Blogger.

About

Total Pengunjung

The Writer

- Copyright © . -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -